Kamis, 08 Agustus 2013

PERJALANAN LEBARAN 1434 H/2013 M

menggoran.blogspot.com    Lebaran Idul Fitri 1434 Hijriyah jatuh pada tanggal 8 Agustus 2013 bertepatan Hari kamis. Kami sekeluarga melaksanakan shalat di Masjid Baitul Irsyad Ledoksari Wonosari tepat pukul 06.45 WIB, dengan imam/khatib Bpk. Ali Mas'udi SKM. Selepas Shalat dan Khutbah, kami mengikuti Jamaah Pengajian Al Irsyad halal bi halal di rumah Bapak H. Mustangid, M.Pd, sesepuh pengajian, dengan rangkaian acara makan bersama/ramah tamah, dilanjutkan Ikrar dari Bpk.Suparman (dukuh Ledoksari) mewakili Jamaah, dan ditanggapi oleh Bapak Mustangid sebagai sesepuh dan wakil para Ustadz Pengajian, ditutup do'a oleh Bapak H. Zudi Rahmanto, M.Ag.
Selepas acara, kami pulang untuk persiapan halal Bi Halal warga Dusun Ledoksari di Balai Dusun, namun karena kecapaian anak-anak tertidur. Rangkaian syawalan/halal bi halal ditandai ikrar, doa oleh KH. A. Kharis Masduqi, dilanjutkan salam-salaman. Kebanyakan jamaah berada di bawah sengatan matahari pukul 08.45 pagi itu, menunggu giliran salaman, sampai mengular ke Jalan Nusantara.
Pukul 09.20 Halal Bi Halal warga Dusun Ledoksari selesai, kami pulang ke rumah untuk persiapan Sowan ke TriMulyo 2, kerumah simbah Drs. H. Sholeh Muslim. Pukul 09.35 kami meluncur ke Trimulyo, disana sudah ada Dhe bahiej sekeluarga, dan beberapa tamu yang sowan.Dhe Munim dan keluarga ke Banaran, jadi belum sempat ketemu.
Sekitar Pukul 10.30, kami berangkat ke Menggoran I untuk sowan ke Mbah H. Ngadiran, S.Pd dan keluarga di sana.  Sepanjang Jalan agak ramai orang lalu lalang bersilaturahim Hari Raya, ujung dalam istilah menggoran dan sekitarnya, sebuah kearifan lokal yang sudah jarang di dapati di kota/semi kota sepertiLedoksari, khususnya di basis-basis Muhammadiyah seperti Ledoksari. Kami katakan demikian, karena di kantong-kantong NU budaya ujung ini masih berjalan sebagaimana di kawasan Trimulyo, seneng, Sebagian Siraman, Bansari, Mulo, Karangrejek bagian selatan dan wilayah lain masih tetap melestarikan tradisi silatuirahim ini, walau note bene berada di wilayah Perkotaan. hehe.... Betul Ngaa?
Kembali ke menggoran, sesapai di rumah simbah, banyak juga tamu berdatangan untuk ujung. sampai-sampai lik siti dan kastoyo keluar masuk untuk menyiapkan teh untuk para tamu. Sungguh, makna silaturrahim yang bernilai, yang-seperti ungkapan di depan, sudah jarang didapati di wilayah perkotaan, bahkan Ledoksari sekalipun. Bar sawalan di Balai Dusun ya Byurrrr.....  bali dewe-dewe ke habitatnya, mudik dll.... rampung! kata Pak Warjono tadi pagi di Balai Dusun.
Setelah melakukan sungkeman dengan Bapak dan Simbok, macit ala kadarnya, dilanjutkan makan yang kedua, dengan sajian Prasmanan yang disajikan di atas Tungku: ada Gudeg Kates, Gulai Ayam Kampung, Rica-Rica Ayam kampung, Sayur Lombok, da oseng-oseng jamur Tiram, disamping baceman Tempe Tahu Khas Lek Siti.
Usai makan, kami berkunjung ke Wo Surat, alhamdulillah ketemu, dan sudah di pastikan, beliau mengajukan pertanyaan tentang ibadah... kali ini Beliau memetakan Jamaah Jumat dengan 4 tipologi: pertema Jamaah yang nengklengke (memperhatikan Khutbah), kedua jamaah yang tidur saat Khutbah, ketiga : jamaah yang menggerak-gerakkan badannya seperti dzikir, dan keempat: jamaah yang dengan serius memutar-mutar biji tasbih. empat kategori tersebut terkait yang pertama jelas, dia secara teori tidak LAGHAW, tetapi bagaimana "nasib" tiga orang yang lain? Bukankan Waman Laghaw Fa Laa Jum'aata Lahu? Semuanya aku jelaskan, dan beliau puas atas jawaban saya tersebut, karena Beliau tidak puas terhadap jawaban beberapa sesepuh di masjid setempat, tanpa menyebutkan nama.
Setelah dipandang cukup di Wo Surat, kami melanjutkan sowan ke Wo Mis, dengan to the point kami matur sungkem dan pamitan karena sudah jam 11.35 WIB, karena Bakda Dzuhur kami memiliki agenda ke Jogja.
KEmbali ke rumah Mbah Goran di situ ada lek marjuni sekeluarga, sempat ngobrol sana sini.... akhirnya berbicara keterkaitan hubungan persaudaraan antara Mbah Abu dan Mbah Jono, sampai kepada hubungan Mas Jendut, panggilan akrab Marjuni, dengan pak Mardi bapaknya Agus Wibowo, M.Pd. Ketemulah sejarah san silsilah singkat, beliau pamit, dan kami lega karena mobil kami terhalang pick upnya. Kamipun berpamitan kepada Simbah untuk ngetan dulu, karena sudah ditunggu Mbah Soleh untuk silaturrahmi Ke Jogja (medun). 
Pukuk 13.12 kami merapat ke Trimulyo setelah sebelumnya mampir Ledoksari, untuk melanjutkan perjalanan Silaturrahim Lebaran tahun ini. Kami berangkat, rombongan 3 mobil, Si putih  Wonder kami, LSXnya Dhe Bahiej dan Carry nya Dhe Munim, posisi kami di tengah, dan Dhe Munim mempunyaio tugas tambahan ngamipri Dhe Jauhar di Kwasen Piyingan.
Rute yang kami tempuh: Trimulyo 2 > Kotagede>Wonokromo (Mbah Arwan)>Giriloyo (Mbah Nyai dan Mbak Hannah)>PP. Ar Romly (KH. Ahmad Zabidi MArzuqi)>Maqbarah Mbah Marzuqi>Salakan Potorono (transit di Dhe Bahiej)>Wno >bakmi Sukses>Trimulyo (rumah Mbah Sholeh)>Ledoksari (Rumah Kami). Tiba kembali di rumah pukul 22.24 WIB, istirahat, bersih-bersih dan menulis di Blog ini selesai pukul 24.05 WIB. Semoga Allah Meridlai perjalanan kami... amiin.... Selamat Hari Raya Fitri 1434 H/2013 M Minal 'AAidiin Wal Faaiziin.... Taqabbalallohu Minna Wa Minkum Taqabbal Yaa Kariim. Amiin.

Jumat, 08 Februari 2013

SEPATU ABU QOSIM

SATU
Dahulu kala di kota Baghdad ada seorang laki-laki bernama Abu Qosim. Ia memiliki sepatu yang telah dipakainya selama tujuh tahun, apabila ada bagian dari sepatunya yang robek atau putus, ia menambalnya sehingga menjadikan sepatu tersebut sangat berat. Pada suatu hari, Abu Qosim pergi ke Tempat Pemandian Umum untuk mandi. Di antara teman-temannya ada yang berkomentar:"Wahai Abu Qosim, kenapa tidak kau lepaskan saja sepatumu ini, kaukan orang yang berharta". Abu Qosim menjawab:"Benar kamu, aku akan membeli sepatu baru, dengan izin Allah."

DUA
Ketika ia keluar dari kamar mandi -setelah berpakaian lengkap-, ia melihat di samping sepatu bututnya ada sepatu lain yang masih baru, ia pun menduga-duga bahwa salah seorang teman dekatnya telah membelikan sepatu itu untuknya. Sepatu baru itupun dipakainya lalu ia pulang ke rumah.
Sepatu baru tersebut adalah milik Hakim yang pada hari itu juga datang di kamar mandi, ia melepaskan sepatunya dan mandi di kamar mandi itu.. Ketika sang Hakim keluar, ia mencari-cari sepatu dan tidak menemukannya. Ia lalu berkata:"Mestii  orang yang memakai sepatuku adalah orang yang meninggalkan sepatunya (di sini)." Lalu orang-orang melakukan penyelidikan dan hanya mendapatkan sepatu Abu Qosim yang telah mereka ketahui. Kemudian Hakim menyuruh pembantunya ke rumah Abu Qasim dan merekapun mendapati sepatu tersebut di sana. Pembantu Hakim itu lalu membawa Abu Qisim di hadapan Hakim. Hakim memukul Abu Qosim sebagai pelajaran, lalu dimasukkan ke penjara dalam beberapa waktu lamanya serta dijatuhi denda, yang akhirnya ia keluar dari tahanan.

TIGA
Selepas Abu Qasim dari tahanan, lalu ia mengambil sepatunya dengan rasa marah. Ia berjalan menuju sungai lalu melemparkan sepatunya ke dalam air dan tenggelam. Salah seorang nelayan datang dan melemparkan jaringnya, dan sepatu tampak/muncul di jaring tersebut. Setelah mengamati sepatu tersebut, sang nelayan mengenalinya bahwa sepatu itu adalah milik Abu Qosim yang diduga terjatuh di sungai. Nelayan tersebut kemudian mengantar sepatu itu ke rumah Abu Qosim, tetapi tidak bertemu dengannya. Ia melihat jendela terbuka lalu melemparkan sepatu tersebut melalui jendela dan mengenai almari kaca hingga pecah. Abu Qosim datang, melihat kejadian itu ia memukuli wajahnya seraya menangis dan mencaci maki sepatu tersebut.

EMPAT
Pada suatu malam, Abu Qasim menggali tanah untuk mengubur sepatunya. Para tetangga mendengar suara galian tersebut dan mereka menduga ada seseorang yang hendak merobohkan rumah mereka. Mereka lalu mengadukan kejadian tersebut kepada Hakim. Sang Hakim mengutus seseorang untuk mendatangi Abu Qosim dan  berkata kepadanya: "Mengapa Anda berusaha merobohkan tembok tetangga Anda?" Lalu ia ditahan dan akan dilepaskan hanya jika ia menebus dengan sebagian hartanya.

LIMA
Abu Qosim naik ke atap rumahnya, lalu meletakkan sepatunya disana hingga jauh dari pandangan manusia. Tindakan tersebut dilihat oleh seekor anjing, lalu anjing tersebut menggondolnya menuju atap yang lain, dan sepatu itu jatu dan mengenai kepala seseorang hingga luka parah. Orang-orang melihat dan menyelidiki siapa pemilik sepatu tersebut, dan mereka kenali bahwa sepatu itu adalah milik Abu Qosim. Akhirnya mereka adukan kejadian tersebut kepada Hakim. Maka diputuskan agar ia menyerahkan sejumlah harta untuk korban luka-luka dan agar bertanggung jawab selama si korban sakit. Habislah ketika itu seluruh hartanya, tidak tersisa baginya sedikitpun.

ENAM
Akhirnya, Abu Qosim menmgambil sepatunya dan pergi menghadap Hakim. Ia berkata kepada Hakim:"Aku ingin, wahai Tuan Hakim, Anda tuliskan bahwa antara aku dan sepatu ini tidak ada lagi ikatan hukum, bahwa tidak ada lagi  hubunganku dengannya, dan masing-masing di antara kami tidak ada hubungan  saling memiliki satu sama lain, dan sewaktu-waktu sepatu ini melakukan tindakan, aku tidak ada perhitungan lagi dengannya." Hakim tertawa mendengarnya, dan melakukan apa yang dikehendaki Abu Qosim.

Sumber: Al Lughah Al 'Arabiyyah Lin Naasyiin h. 25

Kamis, 10 Januari 2013

GUNUNGKIDUL UPDATE

CUACA EKSTRIM: ANGIN BERTIUP KENCANG DI GUNUNGKIDUL


Hari ini, Kamis, 10 Januari 2013, sejak pagi sampai maghrib, dapat dikatakan seluruh wilayah Gunungkidul diterpa angin yang cukup kencang, hampir 50 KM/jam.
Berangkat ke kantor pagi tadi, sesampai di Hutan Mojojerit Semanu, sudah kudapati pohon roboh yang hampir menutup setengah badan jalan Wonosari-Tepus. Sangat berbahaya bagi pengguna jalan dari arah Wonosari. Untung saja lokasinya tidak di tikungan tajam, sehingga pandangan tidak tertutup dan dapat menghindari pohon roboh yang sebagian dahannya manglung ke jalan.
Sesampai di kantor, ada undangan Musyawarah Antar Desa (MAD) Tutup Buku UPK PPK Mekarsari Tepus di Pendopo Kecamatan. Pelaksanaan Rapat pun diwarnai dengan bertiupnya angin yang cukup kencang disertai hujan yang datang dan pergi. Selesai acara sekitar pukul 12.15 WIB, ada khabar dari Pak Ngadiyo bahwa rumahnya tertimpa pohon sengon dan jati, sehingga ia pamit pulang. Teman-teman, Pak Pri, pak Syawal dan Pak Kardimin saya minta ngaruhke kahanan, menyusul Pak Ngadiyo di dusun Klepu Desa Sidoharjo. Dari pengamatan teman-teman, pohon tumbang menimpa teras rumah orang tua Pak Ngadiyo, dan sudah dibereskan oleh para tetangga. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Sesampai di jalan ada BBM dari isteri bahwa Kandang Sapi Mas Kelik di Ledoksari Kepek Wonosari, tertimpa kayu jati yang roboh. Demikian juga yang terjadi di Komplek Madrasah Tsanawiyah Darul Qur'an, beberapa pohon jati tumbang, untung saja tidak menimpa bangunan Madrasah. Di sebuah status facebook juga ada teman yang memberitakan bahwa hari ini banyak tanaman jagungnya roboh akibat terpaan angin kencang di wilayahnya. Subhanalah Allahu Akbar.

Senin, 31 Desember 2012


WISATA LIBURAN AKHIR TAHUN KE PANTAI SIUNG 

Pada hari Senin, 31 Desember 2012, kami sekeluarga, Abah, Ibuk, Kak Zidny, Kak Taka, Dek Neva dan Mamak berniat untuk main ke Pantai Selatan. Berangak jama 10.11 WIB. Niat awalnya adalah ke Pantai Ngandong, dekat pantai Sundak untuk bermain dan menikmati kuliner Pak Jiman di tepi Pantai Ngandong. Akan tetapi, sampai di Jalan Agus Salim, telah nampak mobil-mobil dari luar Wonosari berjubel, sampai-sampai mau menyeberang ke arah Wonosari pun harus menunggu agak lama. Bayangan kami, pasti mobil-mobil ini akan menuju Pantai Selatan Gunungkidul, apakah Baron, Krakal, Sundak, Sepanjang, maupun Pulang Sawal (Indrayanti Caffe).
Dugaan kami benar, ternyata sampai pertigaan depan Amigo, kendaraan-kendaraan tersebut belok kanan semua, menuju Jalan Baron. Wauww... Pasti padat dan macet... dan kasihan Wonder kami bila mengalami kemacetan karena temperaturnya cepet naik bila jalan tidak lancar.
Dalam kondisi demikian, kami berinisiatif untuk mencari tujuan alternatif, yang kemudian diputuskan untuk  menuju Pantai Siung Purwodadi Tepus melalui jalur Wonosari--> Semanu-->Cuwelo-->Regedeg-->Balong-->Purwodadi-->Siung. Tancap Gas. benar, jalur ini lancar tanpa hambatan berarti.
Setelah perjalanan hampir setengah jam, kami tiba di Pantai Siung, dengan membayar retribusi Rp. 3.000,- per orang dewasa.

Selasa, 25 Desember 2012

Selamat Datang di Blog Kami

Kabupaten Gunung Kidul, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Wonosari. Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah di utara dan timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunung Kidul terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Wonosari. Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni bagian dari Pegunungan Sewu. Sebagian wilayah Gunung Kidul merupakan daerah tandus, dimana pada musim kemarau sering terjadi bencana kekeringan. (Wikipedia). Kini, Gunungkidul merupakan destinasi wisata yang unggul di Yogyakarta khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Kebersamaan membawa kedamaian

Saling berpesan terhadap bekal utama
yang mampu mengantarkan kita
sepanjang perjalanan
menuju surga

Senin, 24 Desember 2012

SALAM KAMI

+Zudi Rahmanto +Zidni Hannan +Kua Tepus +Ahmad Bahiej

 Aktivitas bersama Habib Syekh Abdul Qadir As Segaff
 
 H. Ngadiran dan Hj. Musirah, saat hadir dalam Aqiqah Zaaira Nailush Shava
 
 Pemotongan Rambut Bayi Zaaira Nailush Shava oleh Kakung H. Shaleh

Tim hadrah Ma'had Darul Qur'an Mengiringi Upacara Aqiqah Neva